top of page

Kisah Sang petualang Pengajian


Bermula dari keresahan dan kebingungan serta kemauan untuk meningkatkan keimanan yang lebih baik. Titik kejenuhan tahun 1999 saya masuk group Kelompok Kajian Agama dengan membayar Rp. 125.000,- sekali datang, diadakan di hotel Regent sekarang hotel Four Seasons, selama mengikuti pelajaran saya bertanya sama Allah dalam hati “Ya Allah apakah orang dibawah jembatan yang ingin mengenalmu juga harus membayar sebesar ini?. Dengan keyakinan hati saya mengatakan “ini bukan wadah saya untuk mengenalmu ya Allah”.

Karena Rasullah dimanapun beliau mengenalkan Islam, mengenalkan Allah kepada pengikutnya tidak pernah memungut bayaran apapun. Apalagi pelajaran Dzikir bayar lagi Rp. 250.000,- Akhirnya saya keluar dari kelompok tersebut.

Saya terus ikut pengajian Ibu-ibu, dari pengajian tersebut tingkatan ceramahnya setingkat hanya tahu bahwa Allah itu ada, belum atau tidak ketingkat mengenal Allah dalam kehidupan sehari-hari. Malah yang sering saya dapati selesai ngaji malah rebutan bungkus-bungkus makanan, saya prihatin dan sedih melihat itu.

Selanjutnya saya masuk ke pengajian lain lagi, juga nggak ada gregetnya, malah saya gregetan, karena habis ngaji malah pada dagang dari pakaian sampai berlian.

Suatu malam selesai tahajud saya berfikir, merenung, tafakur, bertanya sama Allah “Ya Allah apakah tidak ada orang yang kau ciptakan untuk meluruskan ajaran Rusulallah SAW “.

Suatu hari tetagga depan, rumahnya ada gangguan, akhirnya dipanggilah tetangga kami yang lain yaitu Bapak Antono, dengan bantuan beliau masalah ganguan hilang. Besoknya saya datang kerumah Bapak Antono, terlintas sosok yang sangat sederhana, santun, bersahaja; mulailah kami dikusi, akhirnya saya sampaikan kalau saya ingin punya guru ngaji, sampai saat ini saya belum menemukan guru yang lurus. Saya sudah capek ngaji dimana-mana begitu-begitu saja. 

Selama ini saya temui Ustad, Ustadjah, Guru ngaji baik melalui TV maupun ketemu langsung presentasinya bagus, menggugah semangat, terakhirnya amplop-amplop juga, kriteria ini bukan guru yang lurus.

Keyakinan saya bulat bahwa Bapak Antono adalah pembimbing untuk mengenalkan Allah. Setiap saya kerumahnya banyak orang yang minta tolong untuk segala penyakit, urusan kantor, masalah keluarga tapi tidak satupun dari mereka amplopnya diterima alias gratis, kotak shodakohpun tidak terlihat. Bapak Antono ikhlas membantu mereka. Sampai dirumah saya sujd syukur kepada Allah “Ya Allah terima kasih sudah kau tunjukan orang yang lurus. Ternyata guruku adalah tetanggaku yang sederhana berhati mulia ... Alhamdulillah.

180 views0 comments

Recent Posts

See All
bottom of page