Pengajian Online Ridho Allah Tanggal 09 April 2020
Narasumber: Bapak Antono Basuki

Bab 1: Perintah untuk Berpikir dan Berilmu
Keutamaan perintah Allah agar manusia berpikir & berilmu pengetahuan:
Perintah agar manusia berpikir
“(Al Quran) ini adalah penjelasan yang sempurna bagi manusia, dan supaya mereka diberi peringatan dengan-Nya, dan supaya mereka mengetahui bahwasanya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan agar orang-orang yang berakal mengambil pelajaran.“ (QS.14:52)
Manusia harus mempunyai pengetahuan
“Nuh berkata: Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari memohon kepada Engkau sesuatu yang aku tiada mengetahui (hakekat)nya. Dan sekiranya Engkau tidak memberi ampun kepadaku, dan (tidak) menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku akan termasuk orang-orang yang merugi" (QS.11:47)
Bagi orang yang menuntut ilmu pengetahuan akan ditingkatkan derajatnya
“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS.58:11)
Karena itu marilah kita menggunakan akal agar bisa menjalani kehidupan bahagia di dunia dan akhirat
Bab 2: Kejadian Dalam Hidup yang Dialami Manusia
Manusia Setiap saat akan selalu berinteraksi dengan orang lain yang mempunyai karakter beragam, sehingga sikap yang akan diterima oleh kita dapat berupa kejadian yang:
1. Menyenangkan
2. Tidak Menyenangkan
Karena tujuan hidup kita harus bahagia, maka kita harus bisa menerima sikap orang yang kita hadapi, utamanya yang tidak menyenangkan. Ada 2 pilihan contoh agar kita bisa menerima kondisi orang lain:
1. Menyuruh orang lain untuk bersikap baik
2. Mengubah diri sendiri agar bisa menerima sikap orang lain
Bab 3: Menggunakan Akal dalam Menghadapi Kejadian Tidak Enak
Contoh aplikasi menggunakan akal sehat agar kita bisa menerima kondisi yang tidak menyenangkan yaitu dengan cara bersikap seperti No. 2 dari pilihan di atas, yaitu kita mengubah diri kita sendiri, dengan pertimbangan:
1. Agar tidak repot menyuruh orang lain berubah
2. Dengan mengubah diri sendiri, maka relatif akan lebih mudah dibandingkan harus mengubah orang lain
3. jika berharap orang lain yang berubah, maka akan ada ribuan orang yang kita temui harus berubah
Cara mengubah diri yaitu dengan menggunakan ilmu sabar, yaitu bersikap yang benar dalam menghadapi kejadian dengan cara menerima kejadian itu dilihat dari sumber penyebabnya yaitu Allah SWT. Karena segala sesuatu, (termasuk semua kejadian) ada di bawah kekuasaan Allah.
“Maka Maha Suci (Allah) yang di tangan-Nya kekuasaan atas segala sesuatu dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan” (QS.36:83)
Dengan melihat sumbernya, maka kita akan mudah menerima kejadian yang tidak menyenangkan, karena:
1. Allah mengizinkan dengan mengukur kemampuan kita
2. Masalah yang diterima tidak akan melebihi kemampuan kita
3. Tujuan Allah Baik, tidak untuk menzalimi ataupun membuat kita menderita (Sesuai Al-Quran QS.4:40)
4. Keputusan Allah pasti sudah tepat
Keutamaan untuk orang yang bersabar akan mendapatkan:
1. Keberkahan yang sempurna
2. Rahmat Allah
3. Petunjuk dari Allah
4. Dicukupkan pahalanya tanpa batas
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun". Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.”(QS.2:155-157)
“Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu". Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.”(QS.39:10)
Dengan akal yang sehat, maka kita harus mau mengubah diri menerima apa pun keputusan Allah termasuk menghadapi kejadian yang tidak menyenangkan dan jangan punya perilaku menyuruh orang lain untuk bersikap menyenangkan kita. Orang yang selalu mengeluh adalah perwujudan orang yang tidak mampu menerima sikap orang lain yang tidak sesuai dengan keinginannya.
Ciri-ciri sikap orang yang berakal itu adalah mau mengubah diri sendiri sehingga kita dapat memanfaatkan kejadian untuk melatih diri sendiri agar menjadi orang yang sabar
Bab 3: Mewujudkan Usaha Ekonomi Berdasarkan Tuntunan Allah
Dasar Pemikiran:
1. Harus mampu menjalankan perintah Allah dengan mudah dan benar
2. Ekonomi harus cukup, agar terhindar dari kufur dan memudahkan dalam beribadah
Memanfaatkan akal sehat dalam mewujudkan usaha ekonomi dengan memanfaatkan petunjuk dari Allah sesuai dengan Al-Quran dan Al-Hadist sehingga Insya Allah akan sukses karena berdasarkan petunjuk yang benar.
Allah menciptakan manusia dan Allah juga bertanggung jawab dengan mengurus kita terus menerus
"Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar." (QS.2:255 )
Manusia yang mendapat hidayah untuk berdialog dengan aparatnya Allah akan dapat mendapatkan informasi yang benar dalam proses mewujudkan usaha ekonomi, dan jika para pengelolanya betul-betul mau mengikuti tuntunan Allah, maka usahanya Insya Allah akan menjadi sukses.
"Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar dari padanya? Demikianlah Kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang telah mereka kerjakan."(QS.6:122)
Program Ridho Allah di Bidang Usaha untuk mewujudkan Ekonomi bersama:
1. Menggunakan akal sehat untuk membangun Ekonomi
2. Strategi usaha adalah berdasarkan dari petunjuk Allah melalui aparatnya, sehingga dipastikan benar
3. Dimulai dengan usaha Online http://www.hasilbumi.shop
4. Ke depannya setiap jamaah akan dilibatkan dalam usaha bersama Ridho Allah
Bab 4: Bagaimana Menggunakan Akal Sehat Untuk Menghadapi Masalah
Manusia diciptakan manusia sebagai Khalifatullah dalam arti sebagai pemimpin bukan dipimpin
"Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".(QS.2:30)
Penjelasan:
· Allah berkeinginan untuk menciptakan manusia di muka bumi sebagai Khalifatullah.
· Dalam bentuk menghadapi masalah Khalifatullah diartikan sebagai pemimpin
· Sikap yang benar dalam menghadapi masalah adalah sebagai pemimpin bukan dipimpin
· Sikap yang benar sebagai pemimpin adalah dengan memanfaatkan masalah untuk sarana menjadi sabar
· Sikap yang dipimpin oleh masalah adalah kita cenderung untuk melayani masalah tersebut dengan sibuk mencari solusi
· Jika kita bersikap dengan benar maka kita akan mendapatkan kebahagiaan ( sesuai Al-Quran QS.1:6-7)
Menggunakan akal sehat untuk memanfaatkan kejadian yang tidak menyenangkan:
1. Allah menciptakan manusia untuk mengabdi ( Sesuai Al-Quran QS.51:56)
2. Allah mengurus manusia terus menerus (Sesuai Al-Quran QS.2:255)
3. Semua kejadian sudah di ijinkah Allah (Sesuai Al-Quran QS.36:83)
4. Kenapa Allah mengizinkan kita selalu mendapatkan masalah dalam hidup
5. Kenapa yang menerima masalah pasti merasa berat, walaupun kadang-kadang menurut orang lain tidak berat
Bab 5: Pentingnya Ilmu Pengetahuan untuk dapat mengabdi kepada Allah
Manusia diciptakan Allah untuk mengabdi, agar bisa mengabdi dengan baik maka manusia harus mempunyai Ilmu Pengetahuan, padahal manusia dilahirkan sebagai bayi yang tidak tahu apa-apa, sehingga disinilah pentingnya proses menuntut ilmu agar akal terus berkembang. Proses manusia dari bayi menjadi dewasa, dari yang asalnya tidak mengerti apa-apa hanya bisa menangis ketika lapar, seiring dengan perkembangan fisik dan usia, maka kemampuan perkembangan akalnya juga harus meningkat sehingga sampai waktunya manusia harus mencari nafkah untuk menghidupi diri sendiri dan keluarga.
”Mencari ilmu itu adalah wajib bagi setiap muslim laki-laki maupun muslim perempuan”. (HR. Ibnu Abdil Barr)
" Yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. ( QS.96:4-5)
Makna ayat Al-Quran di atas adalah:
1. Allah memberi pelajaran dalam bentuk Qalam (sarana)
2. Allah memberi pelajaran hal yang belum diketahui
Pengertian Qalam adalah kejadian sehari-hari yang kita alami sebagai sarana pembelajaran dari Allah, karena manusia setiap hari harus belajar dari lahir sampai mati.
"Nun, demi kalam dan apa yang mereka tulis" (QS.68:1)
Kejadian yang umumnya digunakan oleh Allah sebagai sarana pembelajaran adalah yang membuat kita memberikan perhatian kepada sarana tersebut sehingga bisa dijadikan sebagai pelajaran
Masalah hidup adalah sarana yang diberikan oleh Allah karena umumnya kita ingin keluar dari masalah tersebut
Contoh sarana Pembelajaran:
Jika manusia menginginkan minyak goreng, makan Allah akan memberikan sarana dalam bentuk buah kelapa, dengan akal sehat maka kita akan mengolah kelapa tersebut agar menjadi minyak goreng
Karena kejadian tersebut sebagai sarana, maka yang harus di pikirkan adalah pembelajaran dari kejadian tersebut bukan terfokus mencari solusi untuk mengatasi masalahnya.
Allah yang memberi masalah dan hanya Allah juga yang akan menyelesaikan
“Jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak kurnia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Yunus:107)
Dan Allah mengubah nasib hamba-Nya berdasarkan usaha & prasangka hamba-Nya
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga mereka mengubah diri mereka sendiri,” (QS. 13:11)
Bagaimana menghadapi masalah secara benar dengan menggunakan akal sehat:
1. yang menciptakan manusia Allah dan berkeinginan agar kita mengabdi dengan benar
2. Manusia terlahir tidak tahu apa-apa, sehingga Allah memberi proses pelajaran
3. Allah memberikan pelajaran agar akal kita dapat berkembang sehingga dapat mengabdi dengan benar
4. Agar akal kita berkembang maka Allah memberi pelajaran melalui sarana
5. Sarana adalah kejadian yang tidak menyenangkan/masalah (yang mendapat perhatian kita)
6. Pelajaran dari Allah adalah berupa masalah yang belum kita ketahui penyelesaiannya
7. agar proses pembelajaran berjalan dengan baik, maka sikap kita harus sebagai pemimpin
8. Sikap pemimpin adalah memanfaatkan masalah, bukan melayani
9. Masalah dimanfaatkan sebagai sarana untuk menjadi sabar
10. Dengan sabar maka Allah menolong dan memberi petunjuk
11. Proses menerima petunjuk harus dengan bersabar
12. Allah membimbing agar ikhtiar kita sesuai/benar sehingga masalah menjadi selesai
Bagaimana sikap kita selama proses usaha sampai Allah memberi petunjuk bahwa proses pembelajaran sudah selesai (yaitu berupa solusi) disebutkan dalam Firman Allah sebagai berikut.
“Dan ikutilah apa yang diwahyukan kepadamu, dan bersabarlah hingga Allah memberi keputusan dan Dia adalah Hakim yang sebaik-baiknya.”(QS.10:109)
Hakikat sebenarnya Allah memberi masalah adalah proses bagaimana Allah memberi pelajaran.
Jika kita memperlakukan masalah itu dengan benar maka hasil akhirnya adalah berupa kebahagiaan.
Bab 6: Meningkatkan Shalat Khusyuk
² Allah bersifat wujud (ada) tetapi tidak terlihat
² Shalat adalah menghadap Allah sehingga sikap kita harus menghadap dengan munculkan rasa hormat
² Salah satu rukun Shalat adalah menunduk melihat tempat sujud
Uraian Shalat
² Menjalankan rukun Shalat dengan menunduk melihat tempat sujud dan memunculkan rasa hormat
² Shalat terdiri dari rangkaian kegiatan. berawal dari kegiatan niat sampai dengan salam, yaitu:
① Kegiatan niat
② Kegiatan tangan bersedekap
③ Kegiatan ruku
④ Kegiatan sujud pertama
⑤ Kegiatan duduk di antara 2 sujud
⑥ Kegiatan sujud kedua
⑦ Kegiatan Tahiyat
² Masing-masing kegiatan itu ada 2 tahap, yaitu:
① posisi sebelum mengucapkan
② mengucapkannya
Misalnya dalam kegiatan niat:
① Sikapnya adalah berdiri
② mengucapkan "Niat"
² Yang harus didahulukan adalah sikapnya dulu, setelah sikapnya benar maka dilanjutkan dengan mengucapkan
Misalnya:
① Sikap tangan bersedekap dengan benar dulu
② Dilanjutkan mengucapkan Doa Iftitah, Al-Fatihah, kemudian surat pendek
Karena kita MENYENGAJA melakukan rangkaian kegiatan Shalat tersebut, maka Insya Allah akan meningkatkan rasa khusyuk kita dalam Shalat.
Agar segala kegiatan ibadah kita yang lainnya selalu dilakukan dengan MENYENGAJA, maka niatkan dalam rangka untuk menyenangkan Allah.
Comments